Gus Yahya Siap Islah, Tunggu Respons Rais Aam 3x24 Jam

2 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyatakan kesiapannya untuk islah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan berharap Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar bersedia menemuinya.

Sikap tersebut disampaikan Gus Yahya merespons ultimatum ratusan kiai, masyayikh, serta pengurus NU dari seluruh Indonesia pada forum Musyawarah Kubro di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Senin (21/12) hari ini.

Gus Yahya menegaskan, sejak awal dirinya membuka diri untuk melakukan tabayun atas berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Ia menyatakan siap diperiksa melalui mekanisme apa pun dengan menghadirkan seluruh bukti dan saksi yang diperlukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, saya senantiasa terbuka untuk diperiksa dan ditabayunkan terhadap apa pun yang dituduhkan kepada saya, melalui cara apa pun, dengan menghadirkan semua bukti dan semua saksi yang diperlukan," kata Gus Yahya melalui akun Instagram resminya, @yahyacholilstaquf, Senin malam.

Lebih lanjut, Gus Yahya menekankan keinginannya untuk berdamai dan menjaga keutuhan organisasi bukanlah sikap baru. Sejak detik pertama, ia mengaku selalu menginginkan islah dan siap mengikuti keputusan struktural NU sepanjang berpijak pada kebenaran.

"Sejak detik pertama saya senantiasa menginginkan islah. Saya siap bina al-haq bina al-haq bina al-haq, bukan bina al-batil," ujarnya.

"Saya sepenuhnya taslim kepada apa yang telah disepakati oleh keputusan PWNU dan PCNU, serta tafsir dari para mustasyar," tambah Gus Yahya.

Gus Yahya juga mengungkapkan, dirinya telah berupaya secara langsung untuk membuka ruang dialog dengan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Upaya tersebut dilakukan segera setelah ia menerima informasi mengenai kesepakatan yang lahir dari PWNU dan PCNU dalam Musyawarah Kubro di Lirboyo hari ini.

"Begitu mendengar apa yang disampaikan dari kesepakatan PWNU dan PCNU, saya langsung mengirim pesan kepada Rais Aam, memohon waktu untuk bertemu," ucapnya.

Namun hingga saat ini, pertemuan tersebut belum terwujud. Gus Yahya menyatakan akan menunggu respons Kiai Miftach sampai batas waktu yang telah ditetapkan oleh forum, yakni 3 x 24 jam.

"Sampai sekarang saya belum mendapatkan jawaban. Saya akan menunggu sampai 3 x 24 jam dan saya akan melaporkan hasilnya," pungkasnya.

CNNIndonesia.com masih berusaha menghubungi pihak Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk merespons hal ini.

Sebelumnya, kiai sepuh Nahdlatul Ulama yang menggelar Musyawarah Kubro Alim Ulama dan Sesepuh NU menyampaikan seruan keras kepada PBNU untuk segera melakukan islah atau mengembalikan mandat kepemimpinan.

Musyawarah Kubro itu digelar Minggu (21/12) hari ini di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Forum ini diikuti ratusan kiai, masyayikh, serta pengurus NU dari seluruh Indonesia, baik secara langsung maupun daring. Setidaknya 601 peserta hadir secara langsung dan 546 peserta secara daring, yang merepresentasikan 308 PWNU dan PCNU.

Kiai sepuh yang hadir di antaranya KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ma'ruf Amin, KH Said Aqil Sirodj, KH Muhammad Nuh Addawami dan KH Zaki Mubarok. Ada juga jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, pimpinan lembaga dan badan otonom tingkat pusat, para pengasuh pondok pesantren, serta perwakilan PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia.

"Forum Musyawarah Kubro menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam atas semakin meruncingnya konflik internal di tubuh PBNU beserta dinamika yang menyertainya, meskipun telah dilakukan berbagai ikhtiar ishlah melalui forum para masyayikh dan sesepuh NU, termasuk musyawarah di Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, dan Pesantren Tebuireng, Jombang," kata Juru Bicara Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Oing Abdul Muid atau Gus Muid.

Konflik yang berkepanjangan itu dinilai telah berdampak serius, bukan hanya bagi internal organisasi, tetapi juga terhadap kepercayaan umat dan publik kepada NU sebagai jam'iyyah diniyah ijtima'iyah. Para kiai sepuh menilai kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

[Gambas:Instagram]

Melalui forum tersebut, para alim ulama dan sesepuh NU secara tegas meminta Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf segera melakukan islah secara sungguh-sungguh dalam batas waktu yang telah ditentukan yakni 3 kali 24 jam.

"Demi menjaga keutuhan Jam'iyyah dan mengembalikan kehormatan Nahdlatul Ulama, Musyawarah Kubro meminta kepada Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU untuk melakukan ishlah secara sungguh-sungguh, paling lambat dalam waktu 3 × 24 jam, terhitung sejak Ahad, 21 Desember 2025 pukul 12.00 WIB," ucapnya.

Apabila islah tidak tercapai dalam tenggat waktu tersebut, Musyawarah Kubro meminta agar kewenangan kepemimpinan diserahkan kepada jajaran Mustasyar PBNU. Langkah ini dipandang sebagai jalan konstitusional untuk memastikan keberlangsungan organisasi.

"Apabila islah tidak dapat dilaksanakan, Musyawarah Kubro meminta kepada kedua pihak untuk menyerahkan kewenangan dan kepercayaan kepada Mustasyar PBNU guna menyelenggarakan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 2026," katanya.

Forum juga menyiapkan skenario terakhir apabila mandat tidak diserahkan kepada Mustasyar. Dalam kondisi tersebut, para kiai sepuh sepakat mendorong penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) melalui dukungan struktural NU di daerah.

"Apabila kewenangan tersebut juga tidak diserahkan kepada Mustasyar, maka Musyawarah Kubro bersepakat untuk menyelenggarakan MLB melalui penggalangan dukungan 50 persen + 1 PWNU dan PCNU," lanjutnya.

MLB itu rencananya akan diselenggarakan selambat-lambatnya sebelum keberangkatan kloter pertama jemaah haji tahun 2026. Sedangkan kepanitiaan MLB disusun oleh dan dari unsur PWNU dan PCNU, dengan melibatkan unsur internal NU yang dipandang perlu.

(frd/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |