NDUGA - Di balik kesunyian dan tantangan wilayah perbatasan, sebuah kisah kedekatan dan harapan tumbuh antara para prajurit TNI dan masyarakat Kampung Mumugu. Pada Rabu (7/5/2025), Satgas Yonif 733/Masariku Koops Habema, melalui Wadan TK Batas Batu, Serka Fanden, melaksanakan kunjungan hangat ke kediaman Kepala Kampung Mumugu, Bapak Ferimus Firkom, dalam upaya memperkuat komunikasi dan sinergi sosial di wilayah yang kerap terisolasi oleh medan dan jarak.
Namun, yang terjadi bukan sekadar kunjungan formal. Obrolan hangat, senyum bersahabat, dan kepercayaan yang terus tumbuh menjadi inti pertemuan tersebut. Dalam suasana kekeluargaan yang erat, TNI dan masyarakat berdiskusi tidak hanya soal keamanan, tetapi juga tentang cita-cita membangun kampung, mimpi untuk anak-anak, dan harapan akan perubahan.
“Kami datang bukan hanya untuk menjaga batas negara, tapi untuk merajut persaudaraan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di sini, ” ungkap Serka Fanden, penuh ketulusan.
Di sisi lain, Kepala Kampung Ferimus Firkom menyampaikan apresiasi mendalam atas keterlibatan aktif Satgas dalam berbagai aspek kehidupan warga.
“Mereka bukan hanya pengawal keamanan, tapi juga penggerak kemajuan. Dari pelayanan kesehatan hingga dukungan pendidikan, kami merasakan kehadiran yang nyata dan penuh empati, ” ucapnya haru.
Sejak awal penugasan di awal 2025, Satgas Yonif 733/Masariku tak henti menebar manfaat melalui pendekatan pembinaan teritorial. Bukan hanya menara pengawas atau patroli perbatasan yang jadi fokus, tetapi juga pendekatan hati, membangun kepercayaan dari rumah ke rumah, dari warga ke warga.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa pendekatan seperti inilah yang mencerminkan wajah sejati TNI.
“Kemanunggalan TNI dan rakyat adalah kekuatan utama bangsa. Apa yang dilakukan Satgas Yonif 733 adalah bentuk nyata dari jiwa Sapta Marga berdiri bersama rakyat, berjuang bersama rakyat, dan membangun masa depan bersama rakyat, ” tegasnya.
Kisah dari Kampung Mumugu menjadi bukti bahwa batas negara bukan batas kepedulian. Ketika prajurit datang membawa bukan hanya perlengkapan militer, tapi juga kehangatan kemanusiaan, maka yang terbangun bukan hanya pertahanan tapi juga kepercayaan, harapan, dan persaudaraan yang kokoh.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono