PAPUA - Di perbatasan yang jauh dari hiruk-pikuk kota, di mana akses jalan menuju fasilitas kesehatan kerap terjal dan berliku, sekelompok prajurit berseragam loreng membuka pintu balai pengobatan sederhana. Senin (25/8/2025), Pos Marinir Logpon milik Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir menjadi saksi bisu bagaimana prajurit TNI menjelma menjadi tenaga kesehatan bagi warga yang membutuhkan uluran tangan.
Sejak pagi, warga dari kampung sekitar berdatangan. Ada yang berjalan kaki, ada pula yang menggendong anak-anak kecil, bahkan beberapa lansia dengan langkah tertatih tetap berusaha datang. Semangat itu menunjukkan betapa pelayanan kesehatan sangat dirindukan di wilayah perbatasan Papua. Di tengah keterbatasan, kehadiran Satgas Yonif 1 Marinir benar-benar menjadi oase harapan.
Lebih Dekat, Lebih Mudah
Jarak menuju puskesmas terdekat kerap menjadi hambatan besar bagi masyarakat. Tak jarang, ketika sakit, warga harus menempuh perjalanan panjang melintasi jalan hutan dan pegunungan. Kondisi ini sering membuat banyak orang memilih menahan rasa sakit ketimbang memaksakan diri pergi berobat.
Kini, dengan adanya balai pengobatan di Pos Marinir Logpon, jarak dan biaya tak lagi menjadi momok besar. “Kami merasa lebih terbantu, karena tidak perlu jauh-jauh lagi ke puskesmas. Obat dan pemeriksaan sudah bisa kami dapatkan di sini, ” ujar seorang warga yang datang membawa anaknya yang demam.
Prajurit Jadi Dokter Rakyat
Personel kesehatan Satgas Yonif 1 Marinir yang bertugas hari itu tidak hanya melakukan pemeriksaan dan memberikan obat. Mereka juga sabar mendengarkan keluhan warga, mengukur tekanan darah, memeriksa gula darah, hingga membagikan vitamin untuk anak-anak. Bahkan, edukasi mengenai pola hidup bersih dan sehat menjadi bagian penting dari layanan mereka.
Senyum ramah para prajurit menghapus sekat antara seragam loreng dengan masyarakat. Tidak ada jarak, yang ada hanya rasa kekeluargaan. “Kami tidak hanya ingin memberikan obat, tapi juga memberikan pemahaman bagaimana menjaga kesehatan agar masyarakat lebih kuat menghadapi kehidupan sehari-hari, ” ungkap salah satu tenaga kesehatan Satgas.
Kepedulian yang Nyata
Komandan Satgas, Letkol Marinir Siswanto, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan panggilan kemanusiaan.
“Kami berharap kehadiran balai pengobatan Pos Marinir Logpon dapat membantu meringankan beban masyarakat dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Inilah wujud nyata kepedulian Satgas terhadap saudara-saudara kita di perbatasan, ” ujarnya.
Pernyataan ini sejalan dengan arahan Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menegaskan bahwa operasi Satgas Pamtas bukan hanya tentang menjaga kedaulatan negara, tetapi juga menjaga kehidupan.
“Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa prajurit hadir bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan hati. Dengan begitu, kepercayaan dan persaudaraan dengan masyarakat akan semakin kuat, ” tegasnya.
Harapan dari Perbatasan
Di balai pengobatan sederhana itu, bukan hanya luka fisik yang disembuhkan, tetapi juga luka batin karena keterbatasan akses. Anak-anak yang menerima vitamin dan obat gratis tampak gembira, sementara para orang tua menghela napas lega karena beban mereka sedikit terangkat.
Di perbatasan Papua, prajurit Yonif 1 Marinir kembali membuktikan bahwa tugas TNI bukan hanya menjaga batas teritorial, tetapi juga merawat denyut kehidupan masyarakat di sekitarnya. Di balik loreng yang tegas, tersimpan hati yang lembut, yang memilih untuk mendekap rakyat dengan kasih sayang.
(PenSatgas Yonif 1 Marinir)