Prajurit Marinir Ketuk Pintu Warga: Layanan Kesehatan Jadi Jembatan Hati di Perbatasan Papua

2 weeks ago 30

YAHUKIMO - Di wilayah pedalaman Papua, di mana akses jalan masih terbatas dan fasilitas kesehatan sering kali jauh dari jangkauan, secercah harapan hadir dari prajurit TNI Angkatan Laut. Prajurit Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 1 Marinir yang bermarkas di Pos Keykei, turun langsung menyusuri kampung Bruto, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Namun kali ini, mereka tidak datang dengan senjata di tangan, melainkan membawa peralatan medis sederhana dan senyum tulus untuk warga. Kamis (28/08/2025).

Kegiatan itu merupakan bagian dari komunikasi sosial (komsos) yang dilaksanakan secara door to door. Dari satu rumah ke rumah lain, prajurit Marinir mengetuk pintu, menyapa dengan ramah, lalu menawarkan pemeriksaan kesehatan gratis. Mulai dari mengecek kondisi tubuh, memberikan obat-obatan ringan, hingga memberi penyuluhan tentang hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

Hadirkan Perhatian di Tengah Keterbatasan

Bagi masyarakat Bruto, kehadiran prajurit ini bukan hal biasa. Banyak warga, terutama lansia dan anak-anak, jarang sekali mendapatkan layanan medis karena jarak puskesmas terlalu jauh dan transportasi nyaris tak ada. Maka tak heran bila kunjungan ini disambut penuh rasa haru.

“Kami sangat terbantu. Baru kali ini ada yang datang periksa langsung ke rumah kami, ” tutur seorang warga dengan mata berkaca-kaca, sambil menggenggam tangan prajurit yang memeriksanya. Ungkapan sederhana itu menggambarkan betapa berharga perhatian yang diberikan.

Tugas dengan Sentuhan Nurani

Komandan Satgas Yonif 1 Marinir, Letkol Marinir Siswanto, menegaskan bahwa misi TNI di Papua bukan hanya soal menjaga perbatasan dari ancaman luar. Lebih dari itu, kehadiran mereka juga harus memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat.

“Kesehatan adalah hak dasar. Kami ingin masyarakat di perbatasan merasakan bahwa negara hadir, peduli, dan memberi perhatian yang sama, ” tegasnya.

Menurutnya, pelayanan kesehatan door to door ini juga menjadi cara untuk membangun kepercayaan. Prajurit tidak hanya hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai sahabat, saudara, bahkan keluarga bagi masyarakat di perbatasan.

Apresiasi Tinggi dari Pangkoops Habema

Inisiatif humanis para prajurit Marinir itu pun mendapat apresiasi khusus dari Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto. Menurutnya, pelayanan kesehatan yang dilakukan hingga ke rumah-rumah adalah wujud konkret dari operasi teritorial yang berorientasi pada rakyat.

“Mereka tidak hanya menjalankan tugas militer, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Inilah inti dari jati diri TNI: dekat dengan rakyat, melindungi, dan melayani. Saya bangga dengan prajurit saya, ” tegasnya.

Lebih dari Sekadar Pengabdian

Kehadiran prajurit Marinir di tengah masyarakat Yahukimo menunjukkan bahwa pengabdian seorang tentara tidak berhenti di garis depan medan perang. Justru di balik loreng yang mereka kenakan, tersimpan hati yang peduli, yang ingin melihat senyum sehat masyarakat tetap terjaga.

Apa yang dilakukan Satgas Yonif 1 Marinir ini bukan sekadar tugas, melainkan wujud nyata cinta tanah air cinta yang diwujudkan dengan pelayanan sederhana namun menyentuh, langsung ke jantung kebutuhan rakyat: kesehatan.

Dari kampung Bruto, sebuah pesan terpatri: di perbatasan Papua, tentara dan rakyat bukan dua pihak yang berbeda, melainkan satu keluarga besar yang saling menjaga dan saling menguatkan.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |