Beoga, Papua Tengah – Suara doa dan lantunan pujian bergema dari Gereja Kampung Ambobera, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Minggu (14/9/2025). Di dalam rumah ibadah sederhana itu, prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau Pos Ambobera duduk berdampingan dengan warga setempat, larut dalam kekhusyukan ibadah Minggu yang dipimpin langsung oleh Danpos Ambobera, Letda Inf Lumban Gaol.
Kegiatan rohani ini menjadi lebih dari sekadar ritual keagamaan. Ia menjelma sebagai ruang kebersamaan, tempat TNI dan masyarakat menyatu dalam doa, harapan, serta tekad menjaga kedamaian di tanah Papua.
Pesan Persatuan dan Kedamaian
Dalam khotbah yang disampaikan, Letda Inf Lumban Gaol mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan harmoni di wilayah perbatasan.
“Kami tidak hanya bertugas menjaga perbatasan, tetapi juga hadir di tengah masyarakat, berbagi kebersamaan, dan mendukung kehidupan spiritual warga. Ini adalah bentuk sinergi yang kami bangun untuk menciptakan keharmonisan di perbatasan, ” tegasnya.
Menurutnya, kekuatan sebuah bangsa tidak hanya lahir dari kemampuan militernya, tetapi juga dari persaudaraan yang terjalin erat antara aparat dan rakyat.
Warga Merasa Diperhatikan
Ibadah Minggu bersama ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Ambobera. Kehadiran prajurit berseragam loreng di gereja dianggap sebagai tanda kepedulian TNI yang tidak hanya menjaga secara fisik, tetapi juga memperhatikan sisi spiritual warga.
“Kami sangat senang dan menghargai kedatangan bapak-bapak TNI yang turut beribadah bersama kami. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menjaga kami secara fisik, tetapi juga peduli secara rohani, ” ungkap salah seorang warga dengan penuh syukur.
Lebih dari Sekadar Kehadiran
Bagi masyarakat Ambobera, kebersamaan dalam ibadah bersama Satgas Yonif 732/Banau menjadi sumber kekuatan baru. Di tengah tantangan kehidupan di pedalaman Papua, doa dan ibadah menjadi penopang semangat, sementara kehadiran TNI menumbuhkan rasa aman dan harapan.
Kegiatan ini mempertegas bahwa kehadiran TNI di Papua bukan sekadar menjalankan tugas militer, melainkan juga membangun ikatan kemanusiaan yang tulus dengan rakyat. Iman, persaudaraan, dan cinta tanah air disatukan dalam satu ruang doa, menciptakan cahaya damai dari jantung Papua.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)