INTAN JAYA - Di tengah sunyi pegunungan Intan Jaya, Papua, ketika suara burung cenderawasih bersahut-sahutan di bawah langit biru, hadir kehangatan yang jarang ditemui: senyum tulus prajurit TNI dan tawa riang anak-anak Papua. Pada Sabtu, 17 Mei 2025, Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, yang dipimpin oleh Lettu Inf Sugianto, menyambangi Kampung Holomama, Distrik Sugapa, dengan satu misi utama menghadirkan cinta dan rasa aman, bukan hanya senjata.
Dalam kegiatan anjangsana ke rumah tokoh adat Bapak Niko Sani, Satgas tidak datang dengan formalitas militer, tetapi dengan ketulusan hati. Sebanyak 12 personel membawa pelayanan kesehatan gratis, pakaian layak pakai, susu untuk anak-anak, dan yang paling penting rasa dihargai dan didengar oleh negara.
“Ini bukan hanya soal tugas, tapi tentang hati. Kami datang membawa ketulusan, karena Papua juga rumah kami, ” ucap Lettu Inf Sugianto sambil memeriksa kesehatan seorang ibu warga setempat.
Anak-anak menyambut dengan canggung, lalu berlari mendekat setelah melihat prajurit tersenyum dan menawarkan kotak susu. Pelukan hangat menggantikan jarak, dan tatapan waspada warga pun berubah menjadi saling percaya.
“Yang kami jaga bukan hanya keamanan, tetapi juga kedamaian. Karena perdamaian itu tumbuh dari hubungan yang saling percaya, ” ujar salah satu prajurit sambil melayani pemeriksaan tekanan darah pada seorang lansia.
TNI Menyapa Bukan dari Atas, Tapi Berdiri Bersama
Kunjungan ini bukan sekadar simbol kehadiran negara, melainkan manifestasi nyata cinta tanah air yang menghargai budaya lokal. Bapak Niko Sani, sebagai tokoh adat, mengungkapkan bahwa kehadiran TNI seperti saudara yang lama tak pulang.
“Kami merasa dihargai dan diperhatikan. TNI bukan hanya penjaga negara, tetapi juga saudara bagi kami masyarakat Papua, ” ungkapnya.
Lebih dari itu, personel Satgas juga menyampaikan pesan damai dan ajakan untuk bersama menjaga keamanan dan ketertiban di Kampung Holomama, demi masa depan Papua yang tenteram dan sejahtera.
TNI, Duta Damai di Ujung Timur Negeri
Kampung Holomama menjadi saksi bahwa TNI hadir bukan sekadar sebagai kekuatan militer, tetapi sebagai kekuatan moral dan sosial. Di tempat yang kerap hanya dikenal dalam narasi konflik, TNI menghadirkan harapan dan hubungan yang menyentuh nurani.
Anjangsana ini bukan hanya kegiatan rutinitas, tetapi sebuah cermin bahwa kepercayaan bisa dibangun melalui sentuhan kemanusiaan, bahwa perdamaian tumbuh dari pelukan, bukan hanya patroli bersenjata.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono
