Sentuhan Loreng Pembawa Harapan: Prajurit Satgas Masariku Jadi Pahlawan Gizi di Tanah Asmat

10 hours ago 2

ASMAT - Di tengah terpaan cuaca ekstrem dan sulitnya akses menuju Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, Papua, sekelompok prajurit TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile Yonif 733/Masariku hadir membawa secercah harapan. Melalui program “Masariku Peduli Gizi”, mereka tak hanya datang sebagai penjaga perbatasan, melainkan juga sebagai penyelamat masa depan anak-anak di pedalaman Asmat.  

Di halaman SD Rimba YPPK Yan Smith Mumugu 2, tawa riang anak-anak memecah keheningan pagi. Para prajurit dengan seragam loreng tampak sibuk menyiapkan makanan bergizi nasi hangat, lauk pauk bernutrisi, serta sayur segar sebelum dibagikan kepada para siswa. Sambil menyuapkan sendok pertama, mereka memberikan edukasi ringan tentang pentingnya gizi seimbang dan kebersihan diri.  

“Program ini bukan sekadar bagi-bagi makanan, tapi bentuk kepedulian TNI terhadap tumbuh kembang anak-anak di daerah terpencil. Kami ingin mereka sehat, kuat, dan punya semangat belajar tinggi. Inilah investasi terbaik bagi masa depan Papua, ” ujar Dansatgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, dengan nada tegas namun penuh empati.  

Keceriaan anak-anak pun menjadi bukti nyata bahwa aksi sederhana bisa menghadirkan kebahagiaan besar. “Kami jarang sekali melihat anak-anak makan dengan gizi selengkap ini. Terima kasih kepada Satgas yang telah peduli dan hadir seperti keluarga sendiri bagi masyarakat kami, ” tutur Patris, guru SD Rimba YPPK Yan Smith Mumugu 2, dengan mata berbinar. Selasa (21/10/2025).

Apresiasi juga datang dari Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema) Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menilai kegiatan tersebut sebagai wujud nyata pengabdian prajurit di medan bakti.  

“TNI tidak hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga menjaga harapan rakyat. Dari dapur sederhana ini, kita membangun mimpi besar: memastikan setiap anak bangsa, di mana pun mereka berada, punya hak untuk tumbuh sehat dan bermimpi tinggi. Loreng dan hati nurani adalah satu, ” tegasnya.  

Di penghujung kegiatan, suasana hangat makin terasa ketika para prajurit bermain bersama anak-anak, tertawa tanpa sekat. Di tanah rawa yang jauh dari hiruk-pikuk kota, loreng-loreng TNI itu menjadi warna baru — bukan simbol perang, melainkan simbol kasih dan pengharapan.  

Program “Masariku Peduli Gizi” pun menorehkan makna lebih dari sekadar aksi sosial. Ia menjadi kisah kemanusiaan yang hidup tentang bagaimana sepinggan nasi bisa membawa senyum, harapan, dan cita-cita bagi generasi kecil Papua di ujung negeri.  

(Sus/AG)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |