NDUGA - Di tempat di mana medan begitu berat dan akses begitu terbatas, hadir secercah kehangatan dari mereka yang datang bukan dengan amunisi, tetapi dengan empati. Pada Rabu, 18 Juni 2025, prajurit Satgas Yonif 733/Masariku menyambangi Kampung Mumugu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga membawa bukan hanya pakaian layak pakai, tapi juga harapan dan rasa kemanusiaan.
Dipimpin oleh Serda Lesbasa, kegiatan yang berlangsung di Titik Kuat Batas Batu ini menjadi lebih dari sekadar momen pembagian bantuan. Ia berubah menjadi panggung kebersamaan, di mana prajurit dan rakyat duduk sejajar, tersenyum, tertawa, dan saling memahami. Di tengah sunyinya pegunungan, suara anak-anak yang riang mencoba pakaian baru menjadi musik paling merdu yang memecah keheningan.
“Kami datang tidak hanya sebagai penjaga wilayah, tapi sebagai bagian dari keluarga besar Indonesia, ” ujar Letkol Inf Julius Jongen Matakena, Dansatgas Yonif 733/Masariku.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa mereka tidak sendiri. Di balik seragam ini, ada hati yang ingin mendengar, membantu, dan hadir.”
Warga Kampung Mumugu pun merespons dengan tulus. Ibu Ria (38), dengan mata berkaca-kaca, mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Kami jauh dari kota, kadang merasa dilupakan. Tapi hari ini, kami merasa diperhatikan. Terima kasih karena sudah peduli.”
Apa yang dibawa para prajurit hari itu memang hanya pakaian sederhana, namun dampaknya tidak sederhana. Ia membawa rasa dihargai, disapa, dan diakui sebagai bagian dari Indonesia yang satu.
Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema, memberi apresiasi atas aksi penuh kasih ini.
“TNI di Papua bukan hanya simbol pertahanan. Ia adalah wujud kehadiran negara yang nyata dalam senyum, pelukan, dan bantuan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, ” ungkapnya.
“Inilah cara kita membangun kedekatan dan stabilitas jangka panjang dari hati ke hati.”
Catatan Redaksi:
Di tempat terpencil seperti Kampung Mumugu, baju bekas bisa jadi simbol kasih sayang. Dan seorang prajurit bisa jadi perajut harapan, ketika ia hadir bukan sekadar untuk menjaga, tapi untuk menyentuh dan menyembuhkan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono