PAPUA - Di balik lanskap indah Bumi Cenderawasih yang menyimpan sejuta potensi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) hadir bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai penggerak pembangunan dan pelindung kemanusiaan. Tugas tersebut dijalankan berdasarkan amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, yang menegaskan peran aktif TNI dalam mempercepat pembangunan kesejahteraan Papua. Senin 26 Mei 2025.
Melalui Inpres ini, TNI dipercaya untuk menjalankan tiga pilar tugas utama:
1. Menjaga stabilitas keamanan,
2. Mendukung pemerintah daerah dalam pelayanan dasar, serta
3. Membangun komunikasi sosial yang inklusif.
Peran strategis ini tidak hanya dijalankan di balik meja komando, tetapi hadir nyata di lapangan, melalui satuan-satuan tugas (satgas) yang tersebar di wilayah-wilayah paling terpencil dan rawan.
Stabilitas adalah syarat utama untuk membangun. Namun, Papua masih menghadapi tantangan dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang kerap menebar teror. Salah satu insiden yang mengguncang dunia internasional adalah pembunuhan Glen Malcolm Conning, pilot asal Selandia Baru, oleh OPM pada Senin (5/8/2024). Glen bukanlah tentara atau aparat, melainkan warga sipil yang membantu pembangunan Papua lewat penerbangan logistik.
TNI merespons kejadian ini secara cepat dan tanpa syarat. Pada Selasa (6/8), TNI melakukan evakuasi jenazah Glen, tenaga kesehatan, guru, dan balita dari wilayah rawan konflik semuanya dilakukan tanpa permintaan resmi dari keluarga korban maupun Pemerintah Selandia Baru, murni atas dasar kemanusiaan dan kepedulian.
TNI juga mencatatkan pencapaian besar melalui keberhasilan membebaskan Kapten Pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, dari penyanderaan yang berlangsung sejak awal 2023. Operasi pembebasan ini, yang berlangsung aman dan terukur, menjadi bukti bahwa TNI memiliki kapasitas, ketegasan, dan komitmen tinggi dalam menjaga keselamatan warga negara maupun warga asing yang berada di Indonesia.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa keamanan adalah fondasi utama dalam mewujudkan kesejahteraan Papua.
“TNI dan Polri tidak hanya fokus pada penindakan terhadap kelompok separatis. Kami juga aktif membangun kedekatan dengan masyarakat melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan. Ketika hubungan yang harmonis terbentuk, maka percepatan pembangunan dapat berjalan dengan lancar, ” ujarnya.
Dengan pola pendekatan yang humanis, profesional, dan adaptif, TNI telah menjelma menjadi jembatan antara negara dan rakyat Papua. Melalui kehadirannya, Papua tidak hanya dijaga, tetapi juga dipeluk dengan rasa aman dan harapan akan masa depan yang lebih cerah.
Tugas TNI di Papua melampaui sekadar pertahanan. Mereka adalah pelayan negara yang hadir dalam sunyi pedalaman, membangun sekolah, mengobati yang sakit, mengevakuasi korban, hingga menjalin kepercayaan. Dalam setiap langkahnya, TNI membuktikan bahwa keamanan dan kemanusiaan dapat berjalan beriringan.
Papua tidak sendiri. Bersama TNI, Papua melangkah maju menuju perdamaian, pembangunan, dan kemakmuran yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
.Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono