Bukan Hanya Bawa Senjata, Tapi Bawa Hati: Satgas Sikatan Jalin Persaudaraan Sejati di Perbatasan Papua

1 day ago 12

PAPUA - Di tengah dinginnya udara perbatasan Papua, kehangatan justru mengalir dari perjumpaan yang sarat makna antara prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan dan para tokoh agama di wilayah Kotis Mamba. Pada Minggu (1/6/2025), prajurit TNI membuktikan bahwa menjaga perbatasan tidak selalu harus dengan senjata, tetapi juga dengan hati.

Dipimpin oleh Pabintal Satgas, Lettu Arh Supriono, bersama 10 personel lainnya, kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) ini berlangsung dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan. Mereka bersilaturahmi langsung ke kediaman Ketua Sidang Jemaat Gereja Santo Perawan Maria, Ones Sani, untuk mendengarkan, berdialog, dan menjalin kepercayaan.

“Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga perbatasan, tapi sebagai sahabat dan bagian dari keluarga besar Papua, ” ujar Lettu Supriono dengan penuh ketulusan. “Kami percaya bahwa perdamaian tidak bisa ditegakkan sendiri, tetapi harus dibangun bersama melalui kasih, kepercayaan, dan kolaborasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama.”

Respons yang diterima dari masyarakat begitu tulus. Ones Sani, Ketua Sidang Jemaat, bahkan menahan haru saat menyampaikan perasaannya. “Bapa TNI bukan hanya datang bawa senjata, tapi bawa hati. Kehadiran mereka membawa kedamaian. Kami merasa diperhatikan dan dilindungi. Ini memberi kami semangat baru untuk membina jemaat dan menjaga kampung.”

Kegiatan ini menjadi cerminan dari pendekatan humanis Satgas Yonif 500/Sikatan—bukan sekadar menjalankan tugas negara, tetapi membangun jembatan hati yang kokoh antara TNI dan masyarakat Papua. Pendekatan inilah yang dinilai mampu menciptakan stabilitas jangka panjang, bukan dengan paksaan, tetapi melalui empati dan penghormatan terhadap kearifan lokal.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III sekaligus Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut. “Apa yang dilakukan oleh Satgas Yonif 500/Sikatan adalah wajah ideal dari TNI. Mereka hadir tidak hanya sebagai penjaga batas negara, tapi sebagai sahabat dan pelayan rakyat Papua, ” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa komunikasi yang dibangun dengan para tokoh agama dan masyarakat adalah kunci menciptakan perdamaian sejati. “Kita tidak bisa berbicara soal keamanan tanpa menyentuh aspek kemanusiaan. Ketika aparat, tokoh agama, dan masyarakat bersatu, maka Papua akan menemukan jalan menuju kesejahteraan dan harmoni yang sesungguhnya.”

Kisah dari Kotis Mamba ini menjadi pengingat, bahwa di balik seragam dan senjata, ada jiwa-jiwa prajurit yang tulus mengabdi. Mereka adalah pembawa damai, perajut harapan, dan sahabat sejati bagi rakyat Papua. Satgas Yonif 500/Sikatan tidak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga menjaga keutuhan hati masyarakat dengan kasih yang nyata.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |