Di Tengah Luka, TNI Hadir Membawa Pelukan: Ibadah, Harapan, dan Merah Putih di Barak Pengungsian Mamba Bawah

1 day ago 9

PAPUA - Di tempat yang biasanya diisi kesunyian dan ketidakpastian, pagi itu Barak Pengungsian Mamba Bawah justru dipenuhi kehangatan. Bukan dari sinar matahari, melainkan dari pelukan dan doa yang menyatukan prajurit TNI dan warga Papua dalam satu harapan: damai yang tak lagi sekadar impian. Senin 16 Juni 2025.

Sebanyak 23 personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan dari TK Mamba Kotis, di bawah pimpinan Lettu Arh. Supriono (Pabintal), menyambangi sekitar 30 warga pengungsi dari Kampung Agisiga, Sugapa Lama, dan Hitadipa. Namun mereka tidak datang dengan barikade dan perintah. Mereka datang dengan kitab suci di tangan, sembako di pangkuan, dan senyum di wajah.

Kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang digelar pada Senin, 16 Juni 2025, berubah menjadi momen spiritual dan emosional yang menyentuh hati siapa pun yang hadir. Dalam lantunan lagu rohani dan doa bersama umat Kristiani, prajurit dan warga larut dalam satu rasa: kerinduan akan kedamaian. Di tengah doa, Alkitab dibagikan bukan hanya sebagai simbol keimanan, tetapi sebagai cahaya bagi jiwa-jiwa yang bertahan di tengah cobaan.

“Kami tidak datang sekadar menjaga. Kami datang untuk merangkul, untuk mendengarkan, dan untuk menguatkan, ” ucap Lettu Arh. Supriono, suaranya bergetar setelah ibadah usai, saat anak-anak memeluk kaki para prajurit dengan wajah berseri.

Di halaman barak, bendera Merah Putih dikibarkan. Tidak hanya sebagai lambang kedaulatan, tapi juga sebagai simbol harapan dan bukti bahwa bangsa ini tidak pernah meninggalkan anak-anaknya, bahkan di titik terjauh sekalipun.

Bantuan sembako dan makanan ringan yang diberikan pun disambut haru. Anak-anak tersenyum lebar saat menerima biskuit dari tangan-tangan TNI. Beberapa ibu menunduk, menyeka air mata. Di tengah penderitaan, mereka merasa diperhatikan, dihormati, dan tidak sendiri.

“TNI datang bukan cuma bawa keamanan, mereka bawa hati, ” ujar Bapak Apinus Yarinap, tokoh masyarakat pengungsi, matanya berkaca-kaca. “Kami merasa ada keluarga di tengah kesulitan.”

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan penghormatan atas aksi kemanusiaan ini.

“Apa yang dilakukan Satgas Yonif 500/Sikatan adalah pengejawantahan dari jati diri TNI sebagai tentara rakyat. Mereka hadir bukan hanya menjaga wilayah, tapi merasakan denyut kehidupan rakyatnya. Itulah wujud pengabdian sejati, ” tegasnya.

Kisah di Mamba Bawah ini adalah potret kemanusiaan yang tak bisa dibantah: di tengah luka, prajurit TNI hadir sebagai penyembuh. Mereka tidak hanya berdiri gagah di perbatasan, tapi juga berlutut untuk berdoa bersama rakyat. Merangkul tanpa syarat, mencintai tanpa batas.

Karena menjaga tanah air, sejatinya adalah menjaga setiap hati yang tinggal di atasnya.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |