Kehangatan di Masjid Ridoh Nur Cahyo: Ketika TNI dan Rakyat Menyatukan Hati dalam Sujud

1 month ago 52

TEMANGGUNG - Di balik hiruk-pikuk pembangunan fisik yang menjadi ciri khas program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), ada sisi lain yang tak kalah penting: kedekatan emosional dan spiritual antara prajurit TNI dengan masyarakat. Salah satu contohnya terlihat pada Jumat pagi (08/08/2025), saat para anggota Satgas TMMD Reguler ke-125 melaksanakan Salat Jumat berjamaah bersama warga di Masjid Ridoh Nur Cahyo, Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung.

Ibadah berlangsung dalam suasana penuh kekhusyukan dan keakraban. Bertindak sebagai imam adalah tokoh agama setempat, Pak Yai H. Wahrodin, yang telah lama menjadi panutan spiritual warga desa. Uniknya, shaf-shaf salat hari itu diisi tidak hanya oleh warga, tetapi juga para prajurit TNI yang hadir dengan penuh hormat dan ketulusan.

Lebih dari sekadar rutinitas ibadah mingguan, momen ini menjadi simbol nyata dari eratnya jalinan antara TNI dan rakyat. Ibadah menjadi ruang bersama di mana batas-batas antara seragam dan pakaian sipil menghilang, digantikan oleh kehangatan kemanusiaan dan kebersamaan.

Membangun Tak Hanya dengan Semen, Tapi juga dengan Iman

Komandan Satuan Setingkat Kompi (SSK) TMMD ke-125, Letda Inf Rusyanto, yang turut hadir dan duduk di barisan depan, menyampaikan pandangannya usai salat. Menurutnya, keberadaan TNI dalam program TMMD bukan hanya untuk membangun fisik desa, tetapi juga untuk menyatu secara sosial dan spiritual dengan masyarakat yang mereka layani.

“Kami datang bukan hanya untuk membangun jalan atau rumah, tetapi juga untuk merajut kebersamaan. Salat berjamaah seperti ini adalah cara kami untuk menyatu, memahami nilai-nilai masyarakat, dan mempererat hubungan lahir-batin dengan warga, ” ungkap Letda Rusyanto.

Baginya, setiap sujud yang dilakukan bersama warga adalah bentuk pendekatan batiniah yang jauh lebih kuat dibandingkan pidato atau instruksi.

Warga Menyambut TNI dengan Tangan Terbuka

Kehadiran Satgas TMMD dalam kegiatan keagamaan mendapat sambutan hangat dari warga. Mereka merasa tersentuh dan bangga bisa berbagi ruang spiritual dengan para prajurit. Bapak Romandhon, salah satu jamaah masjid, bahkan menyampaikan rasa syukur yang mendalam.

“Jarang sekali kami bisa shalat bareng tentara. Tapi mereka ini beda. Ramah, rendah hati, dan tidak canggung berbaur dengan kami. Kehadiran mereka benar-benar menyatu dengan kehidupan desa, ” katanya.

Menurutnya, interaksi semacam ini membawa makna yang lebih luas dibanding hanya pembangunan fisik semata.

TMMD: Pembangunan yang Menyentuh Hati

Program TMMD Reguler ke-125 yang dilaksanakan oleh Kodim 0706/Temanggung telah membuktikan bahwa pembangunan desa tak hanya bisa dilakukan melalui alat berat dan semen. Ketika TNI mampu menyapa masyarakat melalui pendekatan hati, maka yang terbentuk bukan hanya jalan yang menghubungkan dua desa, tapi juga jembatan batin antara institusi negara dan rakyatnya.

Dengan semakin kuatnya sinergi dan keterbukaan seperti ini, TMMD menjadi salah satu pilar ketahanan nasional yang tumbuh dari bawah dari mushola kecil, dari masjid desa, dari rumah-rumah sederhana, dan dari tangan-tangan yang bersatu dalam gotong royong.

Masjid Ridoh Nur Cahyo hari itu menjadi saksi bisu, bahwa pembangunan sejati adalah ketika iman, cinta tanah air, dan persaudaraan dijalin dalam satu nafas: kebersamaan.

(Pendim 0706/Temanggung)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |