Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi: Mantan Pengurus KNPB di Maybrat Ikrar Setia pada NKRI

1 month ago 45

PAPUA - Di tengah udara sejuk pegunungan Aifat, suasana hening tiba-tiba berubah menjadi momen bersejarah. Sabtu (9/8/2025), di Pos Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, seorang pria paruh baya berdiri tegap, matanya berkaca-kaca. Dialah Rudolf Momao, mantan pengurus Sekretariat KNPB Wilayah Kampung Aitrem, yang kini memutuskan untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kepulangannya bukan sekadar langkah fisik, tetapi juga langkah hati. Dengan suara tegas namun penuh emosi, Rudolf membacakan ikrar setia kepada NKRI, meninggalkan seluruh aktivitas yang berseberangan dengan negara, dan berkomitmen membangun kehidupan damai bersama keluarga di tengah masyarakat.

Momen ini merupakan tindak lanjut dari penyerahan dirinya pada 6 Agustus 2025 lalu. Kali ini, prosesi ikrar disaksikan langsung oleh Dansatgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY, Letkol Marinir Aris Moko, aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan warga sekitar.

Dalam prosesi yang berlangsung khidmat, Rudolf menandatangani berita acara pemutihan statusnya, lalu dengan penuh hormat mencium Bendera Merah Putih sebuah simbol persatuan, kesetiaan, dan pengakuan akan satu tanah air. Sorot mata masyarakat yang hadir memancarkan rasa haru, bangga, dan lega melihat satu lagi putra Papua memilih jalan damai.

Letkol Marinir Aris Moko menyampaikan apresiasi atas keberanian Rudolf mengambil langkah besar ini.
"Kami mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis agar setiap warga yang ingin kembali merasa aman, diterima, dan memiliki masa depan yang lebih baik, " ujarnya.

Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY menegaskan, pintu selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin kembali membangun Papua dalam bingkai NKRI. Misi yang mereka emban tidak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga merajut kembali persaudaraan yang sempat terkoyak.

Langkah Rudolf diharapkan menjadi inspirasi bagi anggota atau simpatisan kelompok bersenjata lainnya untuk meletakkan senjata, memilih jalan damai, dan hidup rukun di tengah masyarakat. Karena pada akhirnya, tanah ini adalah rumah bersama, dan Merah Putih adalah payung persatuan yang menaungi semua anak bangsa.

(PenSatgas Yonif 10 Marinir/SBY)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |