Kopi di Ujung Senja: Hangatnya Persaudaraan TNI dan Warga di Lereng Puncak Papua

3 months ago 30

PUNCAK - Di atas tanah tinggi yang dinginnya menusuk tulang, secangkir kopi tak hanya menghangatkan tubuh tetapi juga merajut kedekatan dan menghapus batas. Di sinilah, di depan Pos Eromaga milik Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti, cerita persaudaraan tumbuh pelan-pelan, menyeruak hangat seperti uap kopi di tengah kabut pegunungan.

Hari itu, Minggu (15/6/2025), tak ada acara resmi, tak ada barikade. Hanya tikar sederhana, kopi lokal yang baru diseduh, dan pelukan keakraban yang tak terucap. Warga Kampung Eronggobak datang satu per satu, membawa senyum dan cerita. Para prajurit menyambut mereka bukan sebagai tamu, tapi sebagai keluarga.

Lebih dari Kopi, Ini Tentang Kedekatan

Letda Inf Sudirman, Danpos Eromaga, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar “minum kopi bersama”, tapi simbol dari pendekatan tulus antara TNI dan masyarakat.

“Kami tidak sedang menjalankan seremonial. Ini adalah momen manusiawi, murni dari hati ke hati. Kopi hanya perantara. Yang kami bangun adalah kepercayaan, bahwa TNI bukan sekadar penjaga, tapi juga saudara yang mendengar dan hadir, ” ujarnya.

Obrolan hangat melingkupi berbagai hal: soal hasil kebun, soal pendidikan anak-anak, hingga kerinduan warga pada keluarga di kampung sebelah. Tawa bersahutan, dan sesekali diselingi keheningan yang nyaman. Di depan pos itu, tidak ada pangkat. Yang ada hanya manusia dan cerita.

Tempat Aman di Tengah Tanah yang Sunyi

Bagi warga, Pos Eromaga bukan sekadar bangunan militer. Ia adalah tempat bersandar. Tempat di mana suara mereka didengar dan hati mereka ditenangkan.

“Torang suka datang ke sini, karena abang-abang TNI selalu dengar cerita kami. Torang tidak sendiri, ” ungkap salah satu warga Eronggobak, sambil menyesap kopi dari gelas plastik kecil.

Menyeduh Damai, Menjaga Harapan

Di tanah Papua yang penuh tantangan geografis dan sosial, pendekatan semacam ini adalah cara paling sederhana namun paling dalam untuk menciptakan damai. Bukan melalui pidato atau rapat, tapi melalui secangkir kopi yang disajikan dari hati.

Kegiatan seperti ini menjadi bukti nyata bahwa TNI tidak hanya hadir dengan senjata, tetapi juga dengan rasa. Dengan empati. Dan dengan tekad untuk menjaga Papua, tidak hanya secara teritorial, tetapi juga secara emosional.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |