Langkah Kaki Membawa Damai: Satgas Marinir Yonif 1 Sapa Hati Warga di Pelosok Anggruk

3 months ago 40

YAHUKIMO - Di tengah sunyinya hutan dan terjalnya pegunungan Distrik Anggruk, langkah para prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir menyusuri Kampung Pilong tak sekadar membawa misi pertahanan. Mereka hadir membawa senyum, mendengar dengan empati, dan menyapa warga dengan tangan terbuka. Selasa 17 Juni 2025.

Dalam kegiatan patroli teritorial, para prajurit TNI disambut hangat oleh masyarakat setempat bukan dengan ketakutan, melainkan dengan keramahan. Suasana yang akrab pun tercipta, menandai kuatnya ikatan antara penjaga perbatasan dan rakyat di garis terluar negeri.

“Kami datang bukan hanya untuk menjaga tapal batas, tapi juga untuk mengetuk pintu hati rakyat. TNI harus menjadi sahabat, bukan bayangan yang ditakuti, ” ujar Letkol Marinir Siswanto, Dansatgas Yonif 1 Marinir.

Patroli yang Menyapa, Bukan Mengintimidasi

Berbeda dari bayangan operasi militer yang kaku, para prajurit justru aktif berdialog. Mereka mendengarkan curahan hati warga, memberi semangat untuk hidup sehat dan aman, serta menunjukkan bahwa kehadiran TNI adalah wujud dari negara yang benar-benar hadir di pelosok.

“Ini bukan hanya patroli keamanan, ini adalah patroli kemanusiaan, ” tegas salah satu personel Satgas yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Prajurit yang Menginjak Tanah, Tapi Menyentuh Hati

Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi TNI Habema, menegaskan bahwa pendekatan humanis adalah pondasi utama dalam setiap langkah pasukan.

“Setiap langkah prajurit bukan hanya langkah strategi, tapi juga langkah kasih. Mereka hadir untuk menyentuh harapan dan menghadirkan negara di tempat yang selama ini hanya didengar dari jauh, ” ucapnya.

TNI dan Rakyat: Menjadi Satu di Tanah Papua

Satgas Yonif 1 Marinir berkomitmen untuk menjaga keamanan wilayah perbatasan tidak hanya dengan kekuatan, tetapi juga dengan hati. Karena mereka percaya, stabilitas sejati bukan hanya dibangun dengan senjata, tapi dengan kepercayaan.

Di Kampung Pilong, para prajurit tidak hanya meninggalkan jejak sepatu di jalan tanah. Mereka meninggalkan sesuatu yang lebih abadi: rasa percaya, rasa aman, dan secercah harapan.

(Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir)

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |