INTAN JAYA - Di hamparan tanah emas Pegunungan Papua, harapan tak hanya hidup dari hasil bumi, tetapi dari sentuhan tangan para prajurit yang datang bukan sekadar membawa tugas, tetapi juga cinta dan pengabdian. Di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, kehadiran Satgas Yonif 113/Jaya Sakti bukan hanya dirasakan sebagai penjaga batas negara, tetapi sebagai penjaga kehidupan yang menghidupkan kembali harapan masyarakat Pogapa.
Pada pagi yang diselimuti embun dan cahaya mentari yang hangat, para prajurit Yonif 113/JS hadir di tengah-tengah masyarakat dengan program unggulan bertajuk "Borong Hasil Tani (Bohati)". Program ini bukan sekadar belanja hasil kebun, tetapi bentuk konkret dari keberpihakan TNI terhadap kesejahteraan petani lokal. Mama-mama Papua, dengan mata berbinar dan kaki yang menapak tanah lembut kampungnya, mengangkat noken berisi sayur mayur, umbi-umbian, dan buah hutan hasil kerja keras yang kini dihargai sepantasnya.
Bagi mereka, ini bukan hanya soal rupiah, tetapi tentang pengakuan dan perhatian, bahwa apa yang mereka tanam dipedulikan, bahwa negara hadir lewat seragam loreng yang mau duduk, bicara, dan membeli langsung hasil jerih payah mereka.
Tak berhenti di situ, nilai kemanusiaan prajurit kembali terpancar melalui pelayanan kesehatan. Bersama tim medis Yonif 754/ENK, dokter Satgas Lettu Ckm dr. Fhandeka Israr membuka layanan kesehatan di Puskesmas Distrik Homeyo. Di ruang sederhana dengan alat yang terbatas, tindakan-tindakan kecil seperti memeriksa tekanan darah, mengobati luka, hingga membagikan obat dan vitamin, terasa begitu besar maknanya bagi para lansia dan anak-anak kampung.
Di balik stetoskop dan perban, para prajurit menyalurkan kasih dan kepedulian yang tulus, membalut luka yang tak hanya di tubuh, tetapi juga yang tertinggal karena keterbatasan akses bertahun-tahun lamanya.
Danpos Pogapa mengatakan bahwa semua yang dilakukan adalah bentuk pengabdian, bukan sekadar kewajiban:
“Kami hadir bukan hanya untuk mengamankan batas, tapi juga untuk merangkul hati. Kami ingin rakyat tahu bahwa mereka tidak sendiri. Negara ini bersama mereka, ada bersama mereka, ” ungkapnya.
Semua upaya tersebut menjadi bagian dari misi besar: membangun Papua dengan cinta, bukan hanya strategi. Anak-anak yang bermain di pelataran pos dengan wajah penuh tawa, para ibu yang kembali ke rumah dengan noken kosong tapi hati penuh, dan para tetua yang mengangguk penuh rasa hormat semuanya adalah saksi hidup dari tugas yang dilakukan dengan hati.
Panglima Komando Operasi TNI (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap Satgas Yonif 113/Jaya Sakti.
“Program Bohati dan pelayanan kesehatan ini adalah wujud nyata bahwa TNI adalah bagian dari rakyat. Mereka tidak hanya mengamankan wilayah, tetapi menghidupkan harapan dan kesejahteraan. Inilah kekuatan sejati TNI—bersama rakyat, menjadi sumber kekuatan bangsa, ” tegasnya.
Di tanah yang jauh dari pusat kekuasaan, di antara lembah dan tebing yang menjulang, Satgas Yonif 113/Jaya Sakti telah menorehkan jejak pengabdian. Mereka tidak hanya hadir sebagai penjaga kedaulatan, tetapi penyambung asa, penyemai harapan, dan penjaga denyut kehidupan masyarakat Papua.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono