Merajut Damai di Lereng Puncak: Satgas Yonif 700/WYC Bangun Kepercayaan Warga Kampung Tuanggi

1 month ago 44

PUNCAK - Kabut tipis masih menyelimuti lereng pegunungan Puncak ketika suara langkah kaki prajurit TNI terdengar di jalan setapak menuju Kampung Tuanggi, Distrik Gome Utara. Bukan dalam formasi tempur, melainkan dengan senyum dan sapaan hangat. Minggu (10/8/2025), Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) dari Pos Wuloni menggelar kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter) terbatas, menjadikan pertemuan formal sebagai ruang hangat untuk menjalin persaudaraan dan membangun rasa aman.

Dipimpin Danpos Wuloni, Lettu Inf I Made Mertiana, prajurit TNI berbaur dengan warga, dari para tetua adat hingga anak-anak kampung. Mereka duduk melingkar di balai sederhana, berbagi cerita dan mendengarkan satu sama lain. Dialog yang tercipta bukan sekadar tukar kata, melainkan jembatan hati yang menumbuhkan rasa saling percaya.

“Kami datang bukan hanya sebagai penjaga, tapi sebagai saudara. Damai dan aman adalah keinginan kita semua. Selama kita bersatu, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk kita hadapi, ” ujar Lettu I Made Mertiana, disambut anggukan penuh makna dari warga. Kalimat itu bukan sekadar retorika, melainkan janji tulus yang dipegang bersama.

Pertemuan itu melahirkan kesepakatan tak tertulis: TNI dan masyarakat akan saling menjaga, bahu membahu menciptakan situasi kampung yang kondusif. Bagi warga Tuanggi, itu berarti hidup tanpa rasa was-was; bagi prajurit, itu berarti tugas menjaga perbatasan dijalankan bersama rakyat yang menjadi bagian dari keluarga besar mereka.

Di sela-sela kegiatan, tawa dan senyum kerap terdengar. Anak-anak berlarian di sekitar balai, sementara para ibu menyiapkan minuman hangat. Tatapan penuh rasa percaya antara prajurit dan warga menjadi bukti bahwa keamanan sejati lahir dari hubungan yang saling menguatkan, bukan semata dari kekuatan senjata.

Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi atas dedikasi tersebut. “Kegiatan yang dilakukan oleh Satgas Yonif 700/WYC ini adalah contoh nyata bagaimana TNI harus hadir di tengah masyarakat. Bukan hanya dengan kekuatan senjata, tetapi dengan kekuatan hati. Kepercayaan yang dibangun ini adalah fondasi terkuat untuk menciptakan Papua yang damai dan sejahtera, ” tegasnya.

Kisah dari Kampung Tuanggi menjadi pengingat bahwa di balik loreng prajurit, ada hati yang peduli. Bahwa perdamaian di Papua bukan hanya slogan, melainkan sesuatu yang dirajut dari hati ke hati—dengan benang persaudaraan, diikat oleh komitmen untuk hidup bersama dalam harmoni.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |