PAPUA - Kabut tipis menggantung di langit Eronggobak, semilir angin pegunungan membawa dingin yang menusuk, namun justru kehangatan luar biasa tercipta di Pos Eromaga. Di sinilah, prajurit TNI dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti dan warga Kampung Eronggobak bertemu bukan dalam patroli, bukan dalam operasi, tetapi dalam pelukan kasih dalam kegiatan spiritual bertajuk “Minggu Kasih”, Minggu (22/6/2025).
Di sebuah bangunan sederhana beratap kayu, deretan warga dan prajurit duduk bersila berdampingan. Ibadah dipimpin oleh Pratu Dona, putra asal Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, yang kini menjadi bagian dari pelayan kemanusiaan di tanah Papua. Doa dan pujian menggema memecah hening, menyatukan loreng dan adat, membaurkan identitas dalam satu suara: harapan.
“Ini bukan hanya soal tugas, tapi soal hati. Melalui ibadah bersama, kami ingin menjadi sahabat, saudara, dan bagian dari kehidupan masyarakat Eronggobak, ” ujar Letda Inf Sudirman, Danpos Eromaga, dengan mata berbinar penuh rasa haru.
Usai ibadah, momen akrab pun tercipta. Aroma kopi panas menyatu dengan denting gitar, senyum para mama Papua bersahut dengan tawa anak-anak, dan candaan prajurit meramaikan suasana. Di sini, tidak ada lagi sekat antara TNI dan rakyat. Hanya ada manusia yang saling menjaga dan mengasihi.
“Inilah bentuk keamanan yang kami perjuangkan bukan hanya senjata, tetapi kepercayaan. Bukan hanya patroli, tapi pelukan kasih, ” lanjut Letda Sudirman.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan penekanan bahwa kegiatan seperti ini bukan sekadar program rutin, tetapi strategi menyentuh hati.
“Minggu Kasih adalah wujud kehadiran TNI yang tidak hanya bersenjata, tetapi juga penuh cinta. Kami ingin hadir dalam kehidupan masyarakat, menjadi pelindung, sahabat, dan penguat harapan. Di tengah tantangan Papua, TNI adalah bagian dari solusi yang mengakar di hati rakyat, ” tegasnya.
Program Minggu Kasih telah menjadi tradisi penuh makna bagi Satgas Yonif 700/WYC. Lewat pendekatan teritorial yang humanis, kegiatan ini menyatukan kekuatan spiritual dan sosial demi mewujudkan Papua yang damai, hangat, dan penuh masa depan.
Penutup:
Dari Pos Eromaga, dalam pelukan kabut pegunungan yang dingin, hangatnya kasih telah tumbuh. Di sana, TNI dan rakyat tidak hanya berdiri berdampingan mereka tumbuh bersama dalam iman, cinta, dan harapan. Karena di Tanah Papua, damai bukan sekadar impian, tetapi sedang diwujudkan satu pelukan, satu doa, satu kopi dalam kebersamaan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono