PAPUA - Di tengah sunyi pegunungan Papua yang memesona, suara pujian dan doa bergema dari satu-satunya gereja kecil di Desa Jampul. Di antara jemaat yang duduk khusyuk, tampak prajurit berseragam loreng ikut larut dalam ibadah. Hari Minggu itu menjadi bukti nyata bahwa kasih Tuhan bisa menyatukan siapa saja tanpa sekat, tanpa perbedaan. Minggu (15/06/2025).
Prajurit Satgas Yonif 732/Banau Pos Jampul dan masyarakat Desa Jampul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, bersatu dalam momen sakral penuh cinta kasih. Bertempat di Gereja Bethel, mereka memanjatkan syukur dan harapan, bahu-membahu merawat damai dari tanah yang selama ini dikenal keras.
TNI dan Rakyat: Satu Sujud, Satu Harapan
Bukan hanya sekadar hadir, prajurit TNI mengikuti ibadah dengan penuh ketulusan. Suasana haru dan damai menyelimuti gereja sederhana itu sebuah rumah ibadah yang tak pernah sepi dari semangat dan harapan.
Danpos Jampul, Letda Inf Jemmy Rondonuwu, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wujud dari pendekatan humanis dan spiritual TNI dalam menjalankan tugasnya.
“Kami tidak hanya menjaga perbatasan, tapi juga menjaga hati dan harapan masyarakat. Ibadah ini adalah ruang persaudaraan, tempat kita menyatu sebagai sesama manusia dan umat Tuhan, ” ungkapnya.
Cahaya Damai dari Pelosok Tanah Papua
Bagi masyarakat Desa Jampul, kehadiran TNI dalam kegiatan ibadah bukan hanya soal keamanan. Ini tentang kenyamanan, ketulusan, dan rasa bahwa mereka tidak sendiri. Kehadiran prajurit di tengah-tengah warga membangun kepercayaan dan memperkuat ikatan sosial yang selama ini terus dipupuk dengan cinta kasih.
“Kami senang karena TNI bukan hanya jaga kampung, tapi juga ikut berdoa bersama. Rasanya tenang dan damai, ” ujar salah satu warga dengan senyum hangat.
Lebih dari Ibadah, Ini Adalah Misi Perdamaian
Kegiatan Minggu Kasih ini menjadi pengingat bahwa perdamaian tidak hanya dibangun di meja perundingan, tapi juga dari langkah-langkah kecil yang tulus seperti berdoa bersama di sebuah gereja kecil di Desa Jampul.
(Pen Satgas Yonif 732/Banau)