Noken untuk Negeri: Ketika Prajurit TNI Memborong Harapan dari Tangan Mama Papua

1 day ago 19

INTAN JAYA - Di tengah kokohnya barisan prajurit penjaga perbatasan, ada sisi lain dari pengabdian TNI yang penuh kelembutan dan kepedulian. Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan menunjukkan bahwa tugas menjaga wilayah bukan hanya soal pertahanan, tapi juga tentang cinta terhadap budaya dan pemberdayaan rakyat. Kamis 5 Juni 2025.

Dalam kegiatan komunikasi sosial (komsos) yang digelar di TK Mamba, Kotis Satgas, para prajurit membeli tas noken, hasil karya tangan Mama Maleo Sani seorang perempuan Papua yang menjadikan anyaman sebagai jalan penghidupan dan warisan budaya.

Dipimpin langsung oleh Lettu Arh. Supriono, selaku Pabintal Satgas, sepuluh personel TNI datang tidak dengan senjata, melainkan dengan senyum dan niat tulus. Mereka memilih dan memborong berbagai noken berwarna cerah sebagai bentuk nyata penghargaan terhadap budaya lokal dan dukungan ekonomi masyarakat.

“Ini bukan soal membeli barang, tapi soal menghargai hasil karya dan perjuangan mama-mama Papua. Noken ini bukan hanya tas, tapi simbol kasih dan budaya, ” ujar Lettu Supriono dengan penuh makna.

Mama Maleo, dengan binar bahagia di matanya, memamerkan hasil karyanya kepada para prajurit. Tak hanya itu, ia mengungkapkan rasa harunya:

“Sa rasa senang skali, tentara-tentara disini datang bukan hanya bawa senjata, tapi juga bawa kasih. Noken yang sa bikin diborong dan sebagian tentara masih pesan. Syukur Puji Tuhan, hasil jual Noken bisa buat belanja dan bayar sekolah ana-ana, ” ucapnya dengan logat khas Papua yang hangat dan menyentuh.

Kehadiran TNI dalam kegiatan ini tak hanya membawa rasa aman, tetapi juga rasa bangga dan percaya diri bagi masyarakat. Para warga yang menyaksikan momen tersebut pun merasakan kedekatan yang tulus antara prajurit dan rakyat.

Noken, yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, lebih dari sekadar tas. Ia adalah simbol ketekunan, perjuangan, dan peran vital perempuan Papua dalam menopang ekonomi keluarga serta menjaga jati diri budaya.

Melalui langkah kecil namun bermakna ini, Satgas Yonif 500/Sikatan membuktikan komitmennya untuk hadir secara utuh: sebagai pelindung, pengayom, sekaligus mitra rakyat dalam membangun masa depan yang lebih baik.

“TNI harus hadir di tengah rakyat, bukan hanya untuk menjaga, tapi juga untuk membangun dan merangkul. Budaya Papua adalah kekayaan bangsa yang harus kita jaga bersama, ” pungkas Lettu Supriono.

Di tanah yang keras namun penuh kehangatan ini, noken bukan hanya dijual ia dirayakan. Dan di balik seragam loreng para prajurit, bergetar semangat untuk terus merajut persaudaraan dengan benang-benang kasih dan pengabdian.

Verifikasi:

Letkol Inf. Iwan Dwi Prihartono – Dansatgas Media HABEMA

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |