NDUGA - Sabtu pagi (14/6/2025) di Distrik Krepkuri bukanlah hari biasa. Jalanan sunyi di balik perbukitan hijau itu mendadak hidup dengan lalu-lalang warga membawa hasil tani: ubi, sayur, dan buah-buahan. Tujuannya satu pos Satgas Yonif 733/Masariku. Bukan untuk meminta bantuan, tapi untuk menjual hasil kerja keras dengan harga yang layak, di tempat yang kini jadi simbol harapan baru bagi para petani.
Dalam balutan program pembinaan teritorial terbatas, Satgas Masariku hadir bukan hanya menjaga batas, tetapi merangkul masyarakat hingga ke akarnya. Melalui kegiatan pemborong hasil tani, para prajurit membeli langsung panen petani lokal, tanpa perantara, tanpa negosiasi yang merugikan.
TNI Jadi Pasar, Petani Tak Lagi Waswas
Program ini menjawab keresahan yang selama ini membayangi masyarakat: keterbatasan akses ke pasar dan harga jual yang tidak menentu. Kini, para petani bisa menanam dengan semangat baru. Mereka tahu, ada tempat yang siap menampung hasil bumi mereka dengan adil dan menghargai kerja keras.
“Kami senang sekali, hasil kebun kami langsung dibeli sama Bapak Tentara. Tidak perlu bawa jauh ke kota, tidak capek, dan harga juga baik, ” ujar salah satu petani, sambil tersenyum memegang noken yang mulai kosong tandanya laku terjual.
Bela Negara Lewat Ekonomi Rakyat
Komandan Satgas Yonif 733/Masariku menegaskan, tugas TNI hari ini tidak cukup hanya menjaga keamanan. TNI juga harus menjadi penggerak kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, terutama di daerah terpencil seperti Distrik Krepkuri.
“Kami ingin kehadiran TNI benar-benar dirasakan. Membeli hasil tani masyarakat adalah bentuk nyata dukungan kami. Ini bukan hanya soal uang, tapi soal martabat. Petani harus dihargai sebagai pahlawan pangan, ” tegas Dansatgas.
Mengubah Tantangan Jadi Peluang
Program ini bukan kegiatan satu kali. Satgas Masariku berkomitmen menjadikannya sebagai bagian dari strategi berkelanjutan dalam mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus membangun ekonomi lokal dari bawah.
Di tengah medan berat dan keterbatasan infrastruktur, satgas bergerak aktif menyambungkan hasil tani ke jalur distribusi, sekaligus memutus mata rantai tengkulak yang selama ini menekan harga jual petani.
Dari Pos Terpencil, Harapan Itu Ditumbuhkan
Apa yang dilakukan Satgas Yonif 733/Masariku sejalan dengan program nasional dalam mendukung pertanian dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Namun lebih dari itu, mereka membuktikan bahwa kehadiran negara tidak selalu harus lewat proyek besar. Terkadang, cukup lewat satu transaksi yang jujur dan berkeadilan membeli hasil panen rakyat, dan mengembalikan senyum mereka.
Dari Krepkuri, kita belajar bahwa kemerdekaan sejati bagi petani adalah ketika hasil taninya dihargai dan kehidupannya dihormati.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono