PAPUA - Di tengah dinginnya udara pegunungan Papua, ada kehangatan yang tak berasal dari api unggun, melainkan dari pelukan persaudaraan. Di Barak Pengungsian Mamba Bawah, Kampung Mamba, Distrik Sugapa, suara puji-pujian dan doa menggema bukan dari gereja besar, tapi dari hati yang merindukan damai. Minggu 15 Juni 2025.
Sebanyak 23 prajurit TNI dari TK Mamba Kotis Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, dipimpin oleh Lettu Arh. Supriono, menyatu dalam ibadah bersama 30 warga pengungsi dari Kampung Agisiga, Sugapa Lama, dan Hitadipa. Di tempat yang sederhana dan jauh dari hiruk-pikuk dunia, berlangsung sebuah peristiwa yang luar biasa: iman dan kemanusiaan menyatu dalam semangat Merah Putih.
Bukan Hanya Pengamanan, Tapi Pelayanan Jiwa
Bersama-sama mereka menyanyikan lagu rohani, memanjatkan doa syafaat, dan membuka Alkitab seolah ingin menegaskan bahwa damai tidak harus menunggu gedung megah atau mimbar tinggi. Alkitab dibagikan dengan tulus, bantuan sembako diserahkan dengan senyum, dan bendera Merah Putih dikibarkan dengan bangga, menyimbolkan bahwa di tempat pengungsian ini, Indonesia hadir utuh, menyentuh, dan menyayangi.
“Kami tidak hanya hadir untuk menjaga, tapi juga untuk merangkul. Bersama masyarakat Papua, kami ingin membangun damai dalam kasih dan persaudaraan, ” ujar Lettu Arh. Supriono dengan suara bergetar.
Ketika Loreng dan Luka Dipeluk Doa
Kehadiran prajurit TNI bukan hanya membawa keamanan, tapi juga harapan. Anak-anak pengungsi tersenyum lebar saat menerima biskuit dari tangan prajurit. Warga dewasa menyeka air mata bukan karena sedih, tapi karena merasa diperhatikan dan dihargai.
Bp. Apinus Yarinap, tokoh masyarakat setempat, berkata lirih,
“Kami merasa tidak sendiri. TNI datang bukan hanya dengan seragam, tapi dengan hati. Kami sangat bersyukur.”
NKRI Harga Mati: Bukan Sekadar Slogan, Tapi Nafas Bersama
Di barak pengungsian yang dulu hanya menjadi tempat berteduh, kini tumbuh semangat baru. Damai tidak lagi sekadar harapan, tapi perlahan menjadi kenyataan yang disemai bersama—dalam doa, dalam pelukan, dan dalam merah putih yang berkibar tenang di antara barak-barak kayu.
(Pen Satgas Yonif 500/Sikatan)