Senyum di Ujung Timur: Satgas Marinir Menyalakan Harapan di Kampung Sukamu

15 hours ago 6

YAHUKIMO - Di tengah sunyinya pegunungan Papua, di sebuah kampung bernama Sukamu, kehadiran para prajurit berbaret ungu mengubah hari biasa menjadi hari penuh harapan. Bukan dengan parade atau pesta, tapi dengan sapa tulus, langkah ringan, dan tangan yang membawa bantuan. Sabtu 7 Juni 2025.

Hari itu, personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir hadir bukan hanya sebagai penjaga perbatasan, tetapi sebagai penggerak kehidupan dan pelipur hati. Mereka menyapa warga, berbincang dari hati ke hati, dan membagikan sembako bantuan sederhana namun bermakna besar di tengah keterbatasan.

“Kami tidak ingin hanya dikenal sebagai pasukan penjaga wilayah, tapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang peduli dan hadir untuk mereka, ” ujar Dansatgas Letkol Marinir Siswanto.

“Setiap prajurit di sini membawa misi kemanusiaan: membangun, melayani, dan mengayomi.”

Dari anak-anak yang bermain riang hingga para ibu yang mengolah hasil kebun, senyum mereka menyambut setiap prajurit yang datang. Senyum itu tumbuh dari rasa aman, dari sentuhan manusiawi yang sederhana tapi bermakna: percakapan, pelukan, atau sekadar sapaan hangat di jalan setapak.

Di sela kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos), bantuan sembako disalurkan. Bukan jumlah yang jadi ukuran, tapi makna kebersamaan dan perhatian yang menyentuh batin. Di balik mata yang berbinar, ada rasa syukur yang mendalam. Masyarakat merasa tidak sendiri. Mereka tahu: ada yang menjaga, ada yang peduli.

Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi TNI Habema, menyampaikan rasa bangganya.

“Inilah jati diri sejati TNI di tanah Papua. Mereka tak hanya menjaga tapal batas, tapi juga merawat rasa dan membangun jembatan kemanusiaan.”

Ia menambahkan, kegiatan seperti ini adalah wujud nyata dari kemanunggalan TNI dan rakyat, sebuah kekuatan yang tak bisa digoyahkan oleh apapun. “Kami hadir untuk melayani, bukan sekadar menjaga, ” tegasnya.

Di Kampung Sukamu, Satgas Marinir membuktikan bahwa senyum adalah senjata yang paling kuat. Mereka tak hanya menyalakan harapan, tetapi juga menanam benih kepercayaan. Dan di setiap langkah mereka, terukir jejak kebaikan yang akan lama dikenang oleh masyarakat perbatasan Papua.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Lieutenant Colonel Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Sekitar Pulau| | | |