PAPUA - Saat fajar menyentuh pegunungan Papua, Mama Mayna melangkah pelan namun pasti menyusuri jalan tanah sejauh dua kilometer. Di punggungnya, noken penuh hasil kebun ubi, sayur, dan buah lokal. Namun yang ia bawa lebih dari sekadar hasil panen; ia membawa harapan.
Tujuannya bukan pasar kota yang jauh dan mahal, melainkan Pos Pintu Jawa, Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti, tempat yang tak hanya ramah, tapi juga memahami.
Pada Minggu pagi (15/6/2025), para prajurit pos tersebut kembali menjalankan aksi pembinaan teritorial yang sederhana tapi menyentuh: memborong seluruh hasil kebun warga Kampung Tinoti. Di tengah keterbatasan akses dan kerasnya medan, TNI menjadi penghubung antara kerja keras petani dan nilai yang pantas diterima.
“Harga cocok, tidak perlu ke pasar jauh, dan abang-abang tentara selalu baik, ” kata Mama Mayna, senyumnya mengalahkan lelah.
Bagi warga, kehadiran prajurit bukan hanya soal pengamanan wilayah, tetapi tali pengikat ekonomi dan sosial yang menguatkan. Terutama bagi mama-mama Papua, yang selama ini kerap tersekat jarak dan tantangan geografis dalam menjual hasil pertanian mereka.
Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata kemanunggalan TNI dan rakyat.
“Ini bukan hanya membeli, tapi bentuk penghargaan atas keringat mereka. Kami ingin memastikan tidak ada hasil kebun yang sia-sia, ” ungkapnya.
Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang membangun kepercayaan dan komunikasi hangat, menciptakan kedekatan yang jauh lebih dalam daripada sekadar interaksi formal.
Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi TNI Habema, memberikan apresiasi atas inisiatif ini.
“Prajurit harus hadir sebagai solusi. Kehadiran mereka harus menjadi penggerak ekonomi, penyambung harapan. Ketika masyarakat tersenyum karena TNI, di situlah kekuatan sejati dibangun, ” tegasnya.
Kisah Mama Mayna dan para prajurit Pos Pintu Jawa membuktikan bahwa kebaikan tak selalu berbentuk besar. Terkadang, ia hadir dalam wujud tangan yang membeli dengan tulus, telinga yang mau mendengar, dan langkah yang tak membiarkan rakyat berjalan sendiri.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono